Senin, 28 Mei 2012

???

Seorang gadis SMA tidak tenang dengan tidurnya dan memutuskan untuk bangun ditengah malam yang sepi dan belajar. Belajar-belajar dan belajar. Sebenarnya malamnya ia belajar, tetapi ia tertidur berselimutkan kertas-kertas soal dan buku. Mungkin ia terlalu capek dengan berbagai pikiran yang menjelajahinya sejak hari itu akan dimulai. Yakni Ujian Akhir Nasional. Ujian yang diadakan selama empat hari dan hari-hari itulah yang menentukan kelulusan selama tiga tahun belajar di SMA.

Dengan begitu memaksakan diri, ia memeras otaknya agar semuanya dapat dipahaminya. Detik berlalu,  fajar pun menyingsing.  Saatnya tiba. Tergesa-gesa, makan pun tak dilahapnya. Pada hal sang ibu telah menyediakan makanan terbaik. Berharap anaknya dapat energi tambahan untuk mengerjakan soal. Sang ibu pun tak karuan kekhawatirannya.

Hujan saat itu begitu deras. Kekhawatiran sang ibu memnucak. Memikirkan anak gadisnya yang akan ujian ditemani dengan teman perjalanan -hujan- yang semakin menjadi-jadi. Gadis begitu panik, hujan kunjung tiada reda. Gadis mempersiapkan motornya, menunggu dan melihat jarum jam -detik- berpindah. Sang ibu menyuruh agar si gadis menunggu mobil angkot yang biasanya lewat. Maklum di tempat itu, hanya ada satu angkot yang melintas. Dan itu pun hanya pada jam sekolahan.

Melihat jam, gadis mengelak untuk naik angkot dengan alasan ia akan terlambat. Dengan pertimbangan bahwa angkot tersebut masih akan singgah untuk mengambil penumpang dan menganggap angkot tersebut telah pergi. Gadis pun mengambil jaket kebanggaanya dan menggunakannya. Di belakang, ibu telah menyiapkan mantel hujan. Berharap anak gadisnya tidak telalu basah dan selamat dalam perjalanan. Sang Ibu memberikan jas hujan padanya. Lagi-lagi Gadis mengelak, dengan alasan ia akan lebih basah, penggunaan mantel ribet, terbawa angin dan tidak menyukai menggunakan mantel hujan. Terlebih lagi warna mantelnya begitu ngejjreng -menurut gadis-.

Sang ibu ngotot menyuruh gadis menggunakan mantel karena kekhawatirannya. Dan gadis begitu ngotot karena keribetan dan ketidaksukaannya. Walhasil Gadis berangkat begitu saja dan meninggalkan sang ibu beserta kekesalan sang ibu karena gadis tidak mendengar sarannya.

Di perjalanan, belum cukup satu kilometer dari rumahnya, kecelakaanpun terjadi. Karena kebingungan si gadis itu sendiri. bingung saat melihat angkot tersebut masih ada dan sedang menunggu penumpang. Dari belakang angkot yang berjalan pelan-pelan disusul oleh tukang becak yang menyalip. Terlalu jauh dari samping mobil. sehingga gadis berpikir bahwa tukang becak tersebut akan menyebrang. Dengan segera, gadis mengambil tindakan untuk lewat  diantara becak dan mobil. Ternyata becak itu justru tidak belok dan terus berjalan disamping mobil dan terjadilah kecelakaan. Becak yang sedang mengantarkan pengawas ke sekolah yang berada di sekitar tempat tersebut jatuh ke samping dengan ban motor yang tersangkut di becak.

Sontak gadis pucat dan pengawas turun dari becak, kemudian melihat gadis. gadis merasa begitu bersalah dan meminta maaf serta menanyakan kondisi pengawas dan tukang becak. Di kepala gadis, gadis tidak tahu harus melakukan apa-apa kecuali minta maaf dan ia akan mengganti rugi jika ia becak itu rusak dan jika ada yang terluka. tapi untuk menggantirugi, ia harus mengambil uang dimana.

Untungnya pengawas itu mengerti saat beliau melihat gadis dengan seragan putih-abu-abu. kemudian pengawas itu menerima permintaan maaf dan membiarkannya pergi karena akan ujian serta menasehati gadis untuk berhati-hati.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu". QS. Luqman : 14


"Ridha Allah dalam keridhaan kedua orang tua, dan marah-Nya dalam kemarahan dua orang tua." (HR Muslim). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan untuk berkomentar. Silahkan...