Senin, 28 Mei 2012

Surat Al-Hasan Al-Bashri ra. kepada Umar bin Abdul Aziz ra.

Sepucuk surat yang isinya semoga menjadi motivasi buat kita....


"Saya akan menggambarkan kepada Anda bahwa dunia ini adalah satu saat diantara dua saat yang lain. Satu waktu yang telah lampau, satu waktu yang akan datang dan satu waktu lagi saat dimana Anda hidup sekarang ini. Ada pun masa lampau dan yang akan datang, tidaklah memiliki kenikmatan dan juga tidak ada rasa sakit yang bisa dirasakan sekarang ini. Tinggallah dunia ini pada saat dimana Anda hidup sekarang ini. Saat itulah yang kerap mempedaya Andaa sehingga lupa dengan akhirat dan perjalanan yang bisa menghantarkan Anda ke neraka. Sesungguhnya bila Anda mengerti, hari ini ibarat tamu yang mampir ke rumah A nda dan akan pergi meninggalkan Anda kembali. Apabila Anda memberi penginapan yang baik dan menghormatinya, ia akan menjadi saksi atas diri Anda, memuji Anda dan berbuat benar untuk Anda. Tapi bila Anda memberi penginapan yang buruk, melayaninya dengan kasar, maka ia akan terus terbayang di pandangan matamu. Kedua hal itu adala dua kejadian yang diibaratkan dua orang saudara yang masing-masing bertamu kepadamu secara bergantian. Ketika yang pertama singgah, Anda bersikap buruk terhadapnya dan tidak memberi pelayanan yang baik antara Anda dengan dia. Lalu dihari kemudian saudaranya akan berkata kepada Anda, Sesungguhnya saudaraku telah Anda perlakukan dengan buruk. Sekarang aku datang sesudahnya, bila Anda melayani saya dengan baik, itu akan dapat mebayar perlakuan buruk Anda terhadap saudaraku dan saya akan memaafkan apa yang telah Anda perbuat. Maka cukup Anda memberi pelayanan kepada saya apabila saya singgah dan menemui Anda setelah kepergian saudaraku tadi. Dengan itu Anda telah mendapat keuntungan sebagai gantinya bila Anda mau berpikir.

Gapailah lagi apa yang telah Anda sia-siakan. Kalau yang datang kemudian Anda perlakukan seperti sebelumnya, alangkah meruginya Anda hidup di dunia akibat persaksian keduanya atas keburukan Anda. Sisa umur Anda tidak akan berguna dan berharga lagi. Apabila Anda kumpulkan dunia seluruhnya, maka itu tidak akan dapat menggantikan meski satu hari yang tersia-siakan. Janganlah Anda jual hari ini dan jangan Anda ganti hari ini dengan dunia yang tiada lagi berharga. Janganlah sampai terjadi, bahwa orang yang sudah dikubur saja lebih menghargai apa yang ada dihadapan Anda dari Anda sendiri, padahal semua itu milik Anda.

Demi Allah, orang yang telah dikebumikan itu ditanya, ini dunia beserta semua isinya dari awal hingga akhirnya, yang bisa engkau gunakan untuk anak cucumu setelah kematian Anda, agar mereka dapat berfoya-foya, padahal sebelumnya engkau adalah orang tak punya, yang engkau miliki hanyalah  mereka , dan ini satu hari yang Anda tinggalkan dan tidak Anda gunakan untuk beramal untuk diri Anda, mana yang Anda pilih? Tentu ia akan memilih hari tersebut. Tidak ada sesuatu pun yang dapat diperbandingkan dengan satu hari itu, melainkan ia pasti akan memilih hari tersebut karena kesukaannya dn penghormatannya terhadap hari itu. Bahkan apabila hanya dicukupkan dengan satu jam, untuk diperbandingkan dengan berkali-kali lipat dari apa yang telah kita paparkan tadi, pasti ia juga akan memilih yang satu jam itu, meski pun sagala yang kita sebutkan dengan berbagai lipatannya diberikan kepada orang lain. Bahkan bila ia diberikan pahala satu kata yang diucapkan, untuk diperbandingkan dengan berlipat-lipat dari yang tersebut tadi, ia pasti akan memillih satu kata itu.

Maka mulai hari ini, evaluasilah hari-harimu untuk kemaslahatanmu, cermati meski hanya satu jam dan hormatilah meski hanya satu kata. waspadailah kehinaan yang datang di akhir kehidupanmu. janganlah Anda merasa aman untuk tidak dilawan oleh ucapanmu sendiri di hari kiamat.

Semoga nasihat ini berguna buat Anda dan buat kami sendiri. Semoga Allah memberikan rezki kepada kita dengan akhir kehidupan yang baik.

Assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuh...

Sumber Hilyah al-auliya: 2/139
Meneladani akhlak generasi terbaik

???

Seorang gadis SMA tidak tenang dengan tidurnya dan memutuskan untuk bangun ditengah malam yang sepi dan belajar. Belajar-belajar dan belajar. Sebenarnya malamnya ia belajar, tetapi ia tertidur berselimutkan kertas-kertas soal dan buku. Mungkin ia terlalu capek dengan berbagai pikiran yang menjelajahinya sejak hari itu akan dimulai. Yakni Ujian Akhir Nasional. Ujian yang diadakan selama empat hari dan hari-hari itulah yang menentukan kelulusan selama tiga tahun belajar di SMA.

Dengan begitu memaksakan diri, ia memeras otaknya agar semuanya dapat dipahaminya. Detik berlalu,  fajar pun menyingsing.  Saatnya tiba. Tergesa-gesa, makan pun tak dilahapnya. Pada hal sang ibu telah menyediakan makanan terbaik. Berharap anaknya dapat energi tambahan untuk mengerjakan soal. Sang ibu pun tak karuan kekhawatirannya.

Hujan saat itu begitu deras. Kekhawatiran sang ibu memnucak. Memikirkan anak gadisnya yang akan ujian ditemani dengan teman perjalanan -hujan- yang semakin menjadi-jadi. Gadis begitu panik, hujan kunjung tiada reda. Gadis mempersiapkan motornya, menunggu dan melihat jarum jam -detik- berpindah. Sang ibu menyuruh agar si gadis menunggu mobil angkot yang biasanya lewat. Maklum di tempat itu, hanya ada satu angkot yang melintas. Dan itu pun hanya pada jam sekolahan.

Melihat jam, gadis mengelak untuk naik angkot dengan alasan ia akan terlambat. Dengan pertimbangan bahwa angkot tersebut masih akan singgah untuk mengambil penumpang dan menganggap angkot tersebut telah pergi. Gadis pun mengambil jaket kebanggaanya dan menggunakannya. Di belakang, ibu telah menyiapkan mantel hujan. Berharap anak gadisnya tidak telalu basah dan selamat dalam perjalanan. Sang Ibu memberikan jas hujan padanya. Lagi-lagi Gadis mengelak, dengan alasan ia akan lebih basah, penggunaan mantel ribet, terbawa angin dan tidak menyukai menggunakan mantel hujan. Terlebih lagi warna mantelnya begitu ngejjreng -menurut gadis-.

Sang ibu ngotot menyuruh gadis menggunakan mantel karena kekhawatirannya. Dan gadis begitu ngotot karena keribetan dan ketidaksukaannya. Walhasil Gadis berangkat begitu saja dan meninggalkan sang ibu beserta kekesalan sang ibu karena gadis tidak mendengar sarannya.

Di perjalanan, belum cukup satu kilometer dari rumahnya, kecelakaanpun terjadi. Karena kebingungan si gadis itu sendiri. bingung saat melihat angkot tersebut masih ada dan sedang menunggu penumpang. Dari belakang angkot yang berjalan pelan-pelan disusul oleh tukang becak yang menyalip. Terlalu jauh dari samping mobil. sehingga gadis berpikir bahwa tukang becak tersebut akan menyebrang. Dengan segera, gadis mengambil tindakan untuk lewat  diantara becak dan mobil. Ternyata becak itu justru tidak belok dan terus berjalan disamping mobil dan terjadilah kecelakaan. Becak yang sedang mengantarkan pengawas ke sekolah yang berada di sekitar tempat tersebut jatuh ke samping dengan ban motor yang tersangkut di becak.

Sontak gadis pucat dan pengawas turun dari becak, kemudian melihat gadis. gadis merasa begitu bersalah dan meminta maaf serta menanyakan kondisi pengawas dan tukang becak. Di kepala gadis, gadis tidak tahu harus melakukan apa-apa kecuali minta maaf dan ia akan mengganti rugi jika ia becak itu rusak dan jika ada yang terluka. tapi untuk menggantirugi, ia harus mengambil uang dimana.

Untungnya pengawas itu mengerti saat beliau melihat gadis dengan seragan putih-abu-abu. kemudian pengawas itu menerima permintaan maaf dan membiarkannya pergi karena akan ujian serta menasehati gadis untuk berhati-hati.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu". QS. Luqman : 14


"Ridha Allah dalam keridhaan kedua orang tua, dan marah-Nya dalam kemarahan dua orang tua." (HR Muslim).