Proses Penyadaran Diri
Menjadi lebih baik itu dengan penyadaran diri. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, ada empat aspek yang dilalui dalam proses penyadaran diri ini. Yaitu, al-yaqdzah, al-’azm, al-fikrah dan al-bashirah. Empat rangkaina inilah yang mesti menjadi unsur muhasabah.
Menjadi lebih baik itu dengan penyadaran diri. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, ada empat aspek yang dilalui dalam proses penyadaran diri ini. Yaitu, al-yaqdzah, al-’azm, al-fikrah dan al-bashirah. Empat rangkaina inilah yang mesti menjadi unsur muhasabah.
- Al-yaqdzah, yaitu perasaan hati berupa penyesalan setelah ia bangun dari ’tidur’. Ini merupakan proses awal untuk membenahi perilaku yang telah dikerjakan. Yang ditekankan di sini adalah pengakuan bahwa dirinya hamba Allah SWT yang butuh pentunjuk-Nya karena telah berbuat dosa. Jika telah sadar, maka dia mesti punya tekad bulat.
- Al-’azm, yaitu niat kuat untuk melakukan perbaikan. Karena tekadnya telah bulat, maka segala hambatan dan rintangan siap dihadapi. Sebab dalam proses perbaikan, bisa dipastikan seseorang mengalami cobaan. Maka dia harus memiliki seorang penuntun yang dapat menghantarkan kepada tujuan. Makin kuat kesadaran, maka makit kuat pula niatnya.
- Al-fikrah, yaitu fokus pada tujuan perbaikan. Hati hanya tertuju kepada sesuatu yang hendak dicari. Sekalipun dia belum memiliki gambaran jalan yang menghantarkan ke sana. Selama proses ini, seseorang tidak memikirkan yang lain dari muhasabahnya kecuali menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin yang diridlai Allah SWT. Jika konsentrasi muhasabahnya masih diliputi tendensi-tendesi diluar kepentingan perbaikan diri, maka pasti pikiran lebih condong kepada tendensi-tendensi tersebut.
- Al-bashirah yaitu semacam cahaya dalam hati untuk melihat janji dan ancaman, surga dan neraka. Fase ini tidak dimiliki jika pada fase sebelumnya dia tidak serius membersihkan dosa. Menyucikan jiwa dari kotoran hati. Sehingga ia memiliki pandangan jauh ke depan, segala sesuatunya dipertimbangan berdasarkan tujuan final hidup ini.
”Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari kiamat.” (QS. Al-Hasyr: 18).
Sumber: www.wahdah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan untuk berkomentar. Silahkan...