Trend tersebut cepat merambah keseluruh siswa, walau pun hape mereka tak punya aplikasi internet. Sahut-menyahut pun tak kalah, kala mereka telah mempunyai FB. Yang pada intinya
"Add Aku ya...",
"Kok kamu belum ngonfirm saya?"
ato "aku sudah add kamu kok"
Diantara sahuta-sahutan itu ada sahutan yang begitu menekan "FB itu haram". Sontak beberapa siswa tidak menyetujui dan menanyakan mengapa diharamkan? Ada yang bilang FB itu akan memunculkan berbagai maksiat yang akan merugikan orang lain. Dan memang benar, saat FB itu tenar, banyak maksiat yang terjadi seperti penculikan, penipuan, perkelahian. dan bahkan pemerkosaan.
Namun berita-berita itu dikalahkan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang butuh komunikasi dan membangun jaringan.
Selain itu, muncullah sebuah persepsi bahwa yang nggak punya FB, kuno. Walhasil, saya sebagai siswa saat itu ingin mencoba, tapi tak tahu bagaimana caranya. Namun, di suatu hari, saat nenekku ingin melihat omku di perantauannya difasilitasi oleh bapak, adik dan omku untuk melihatnya via YM. Dengan memanfaatkan kondisi saat itu, saya dan adikku berjuang untuk membuat FB. Dengan begitu cekatan adikku memulai, tapi tak berhasil walaupun sudah berkali-kali dicoba. Giliranku tiba, dan Yesss... saya bisa membuat FB. Tapi, Ada pertanyaan yang terbersit di hatiku. Akan kuapakan FB ini? tohh saya hanya punya hape yang tak mempunyai aplikasi internet. Gubrakkk... Berbulan-bulan FB itu tak terjamah setelah saya membuatnya. Nggak sampe setahun sih.
Menanggapi kata "FB itu haram", menurutku kembali lagi pada si
penggunanya. Jika digunakan dengan baik, ya tentulah akan bermanfaat. Jika
digunakan dengan sembarangan, ya hasilnya juga seimbang dengan yang dilakukan.
Dampak pastilah merugikan diri sendiri dan orang lain.
Setelah mendapat hape yang lebih canggih, saya mulai mendapat virus tanpa hari tanpa buka FB. Mulai menulis status dari skala berbobot sampai skala sangat GJ ditambah dengan kegalauan.
Selang tahun berganti, kini twitter ada dengan aplikasi yang lebih menarik, namun tetap saja FB ramai. Dengan status yang masih saja...
"Saya sakit... hiks...:'("
"Waahh telat..."
"Tolong Rossi, 1000 Rose buat Rosa" -Ehhhh kayak
mirip........-
"Maapin Rossi ya Rosa"
dsb.
Pusing bacanya jika status-statusnya kayak gitu. Intinya hanya
ingin dapat perhatian dan curhat GJ. Terlebih lagi status "Tolong Rossi,
1000 Rose buat Rosa" . waahh... apalagi lagi klo beneran
kekumpul 1000 rose. Ini tandanya sudah ada penyimpangan.
Jika Dilihat dan diselidik lagi, kebanyakan pengguna FB itu hanya menggunakannya itu curhat.
Sampai akhirnya saya mendapat info bahwa FB yang dibuat oleh Mark Zuckerberg, ternyata ada usaha terselubung. Yakni agar manusia-manusia itu menuliskan rintihan, permintaan dan semacamnya ke FB tersebut. FB itu layaknya
tempat mengaduh, merintih, merengek, memohon dsb. Bahaya dong! Kok aplikasi kayak gitu, bisa membuat nyata apa yang diinginkan, bisa membuat tenang, bisa
ngilangin rasa sedih... Padahal tempat meminta, mengaduh, merengek dan memohon
itu kepada yang punya. Yakni ALLAH swt. Laa ilaaha illallaah
"Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah dan mohonlah ampun atas dosamu" (QS. Muhammad:19)
riah, ko bikin sendiri ini artikel? keren...
BalasHapuskembangkan bro.. siapa tau bisa ko merambah ke koran nasional..
semangat!!!
Hahaha.... :)
BalasHapusIya, saya buat sendiri. tapi pasti butuh inspirasi.
Alhamdulillah...
Aamiinnn....