Senin, 11 Maret 2013

Proposal PenelitianKU, Bikin saya kepengen Kabur

Proposal Penelitian... Waaahh... keren euyiiii... Masih tingkat 3 udah mikirin proposal? Mantap dah... Itu menurut saya. Sebenarnya itu adalah tuntutan suatu mata kuliah, sebut saja Teknik Penulisan Ilmiah (TPI). Dengan tugas akhir yang harus dikumpulkan berupa PROPOSAL PENELITIAN. ding... dong...
Heheehee...
Sebelum kuliah semester 6 ini dimulai, Kami telah dibombardir untuk memilih topik penelitian yang telah disediakan oleh pihak komisi pendidikan di departemenku atau yang ingin mengusulkan topik sendiri juga boleh. Alhamdulillah banget ya... Soalnya dengar-dengar dari departemen tetangga, katanya topiknya itu justru mereka sendiri yang menentukan.
Waktu yang diberikan setelah Kuliah Lapang "EUFORIA", sebenarnya waktu yang diberikan buat memikirkan matang-matang tentang topik yang akan kami pilih. Waktu yang diberikan kepada kami cukuplah, untuk menentukan suatu topik. Tetapi menurut saya sendiri, saya masih WAW dengan topik skripsi ini. Saya bingung harus memulai darimana. Membaca buku atau referensi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Tetapi entah mengapa, diriku tidak mau bekerja sama dengan otakku.
Kesempatan pertama pun datang. Hasilnya saya tidak lolos, begitu pun di kesempatan kedua. Dan pada akhirnya saya lolos dikesempatan terakhir. Dengan topik Pengelolaan polen jagung, gandum dan sorgum.
Wah....
Tibalah saatnya menemui calon dosen pembimbing skripsi. Bahagiah dong.... Setelah bercakap-cakap, melihat bagaimana penelitian ini... Arahnya kemana... Apa sebenarnya topik ini... dan seterusnya.
kemudian sampailah disatu titik, yang saat ini saya masih bingung, masih samar-samar dan belum jelas arahnya. Yah... mikirin skripsi itu, membuat diriku ingin melarikan diri dari sini, menghilang, mencari sesuatu yang lebih menyenangkan daripada menulis sesuatu yang ilmiah.
Tugas TPI sebenarnya sangat membantu, karena tugas yang diberikan berupa potongan-potongan proposal. Namun potongan-potongan itu, ternyata sangat memerlukan kemauan kita untuk membaca banyak hal agar bisa menulis. Kata dosenku, "Sebaiknya seorang mahasiswa lebih baik diberikan tugas untuk menulis dari pada membaca, karena jika seorang mahasiswa akan menulis, berarti  mahasiswa tersebut terlebih dahulu harus membaca". Dosen yang cerdas :)

***Dan inilah salah satu pelarianku. Bab 1 yang harus dikumpulkan besok belum saya buat dengan baik***

Sabtu, 09 Maret 2013

EUFORIA bag. 2

Akhirnya tanggal yang ditunggu pun telah tiba. Tanggal 21 Januari 2013. Itulaha hari keberangkatan. :)

#Senin, 21 Januari 2013
01.30 Berangkat.... Maksudku berangkat dari kontrakan menuju ATM Centre (tempat berkumpul) bersama Zam. Sebenarnya berangkatnya 02.30. Karena Zam merupakan panitia konsumsi, jadi harus datang lebih awal. Semangat!

Sebenarnya ada RG jam 01.00, tapi karena kesengajaan, akhiernya berangkatnya jam 01.30. Sesampaiku di ATM Centre, masih sedikit orang. Tak lama kemudian, gemuruh terdengar dari jauh. Banyak yang berdatangan dengan kantong plastik dan kardus. Ternyata panitia sudah beres RG. Remang-remang tak menciutkan semangat para Panitia. Senyum, sorak, canda dan tawa terdengar memecah keheningan pagi, mempersiapkan keberangkatan kami (Edelweiss).

Hari yang ditunggu pun tiba. Semua berbaris berdasarkan bis. BIS 4 = BIS TENANG. Itulah kendaraan yang akan saya tumpangi selama 5 hari. Sorak ramai. Kilatan kamera pun tak mau kalah. Berbagai pose diambil oleh PDD. Tidak ada yang luput atau bahkan ada yang memang sudah menjadi incaran. Pembukaan acara dimulai.  Kata sambutan dan dari kadep, koodinator kegiatan dan pelepasan.

Bismillaah... Berangkat.... Nah kalo yang ini benar2 berangkat.
BIS 4 penghuninya terkenal pendiam tapi tidak semuanya, maksudku didominasi oleh org pendiam. yakni Indah M, fitri herdiyanti, Mb Mita, Nabila, Atika, Wida, K Lia, K Yessi, K indri, Ika, saya sendiri, Ita, Mb denok, Mb Yul, Icha, Putri, Nyndi, Mustika, Zamroh, Silmy, Farih, St. Nurjannah, Sumarni, Yane, Wibi, Adi sukmo, Lefin, Anggit, Lutfan, Asep, Ivan, George, Fany, Naufal, Yogo, Randy, Gery, Muarif, Versy, Taufik, Listya, Louis, vincen, dan Ujang. Ditemani oleh Pak Darda. Sebenarnya saya belum kenal dengan pak Darda.

Hari pertama kunjungan ke PT. East West Seed di Purwakarta. Tempat ini merupakan pabrik benih sayuran. Kami  sampai ditempat dengan sangat tepat waktu. Bahkan tidak pada saatnya. Terlalu cepat. Pegawainya juga baru datang. Hal yang mengecewakan adalah kita tidak bisa memotret di dalam perusahaan itu. Hufft...  Dan hal yang membanggakan adalah direktur perusahaan itu adalah lulusan AGH IPB. Prok...prok... prok...
Hal yang membuat saya tertarik dengan perusahaan ini adalah.... karena cita-citaku ingin menjadi pengusaha benih. Tapi melihat begitu besarnya perusahaan itu, tiba-tiba satu pertanyaan muncul : Dimanakah saya dapat mendapatkan modal???
Kunjungan kedua dihari itu adalah Balai Penelitian Padi di Subang. Saya lupa kejadian apa selanjutnya. hohoho... nantilah klo saya ingatlagi, lalu saya ceritakan.
Cerita ringkasnya nanti ya....

Kenangan itu...

Sendiri, hmmm...
       Itu yang kurasakan sekarang. Hanya itu, yang saya rasakan beberapa bulan terakhir ini. Maksudnya, rasa itu yang dominan. Yahhh... Betapa pun banyak orang disekelilingku, tapi saya merasa sendiri. Dan akhirnya saya tau rasa yang kamu rasa. Sulit ternyata dan menyiksa. Tapi kondisi kita berbeda. 
       Saya berada di pulau Jawa, jauh dari Keluargaku yang paling saya sayangi. Mama, Bapak, Nenek, Kakek, Tante, Om, Adikku, Kakak... Kakak??? Maklum saya anak pertama, tapi saya menganggap mereka sebagai kakak. Yang kini telah berubah status,  mereka telah menikah. Mereka yang membantuku bangkit dari keterpurukanku di tahun itu, mereka yang mendukung dan mendoakanku hingga kini saya bisa seperti ini. Saya merindukan kalian. Sangat. Saya belum mendapatkan kakak sepertimu disini. Dimana saya bisa bercerita apa saja, didengarkan, diceramahi, dimarahi, dinasehati dan disayang tanpa rasa canggung.
       Mama, Bapak, Nenek, Kakek, Tante, Om, dan Adikku, kalian tiada duanya. Terimakasih ya Allah, memberiku anugrah keluarga "MANAKKU". Saya merasa sangat beruntung ditempatkan ditengah-tengah mereka.
       Trio kwek kwek buat julukan kami (Riah-Imha-Lely) yang selalu kemana-mana selalu bertiga. Cupir (Cuci piring) bertiga, makan satu piring bertiga, jagain adek2 bertiga, klo nginap satu kamar juga bertiga. jika ketiga orang tersebut datang dalam sebuah acara keluarga, dan salah satu diantara mereka tidak bersama, atau ada yang menyendiri, maka hal tersebut selalu dianggap indikator sedang ada masalah diantara kami bertiga. Klo saya jujur saja, hal yang membuatku menghindar dari mereka karena kecemburuanku yang terlalu tinggi. hahaha... maaf, karena saya begitu menyayangi kalian. Rasa itu seperti angin, tak berwujud tapi dapat dirasakan.
      Sodara-Q, nutfah teman sebangkuku, teman bombekku, orang yang paling sabar menghadapiku, dan orang yang sering kutindas. Maaf ya..., maya teman berdebat yang tak ingin dikalahkan dan selalu berujung dikemenangannya... huft... , Uphy, Lia dan Idha yang sudah kuanggap saudaraku sendiri, yang jika saya pulang, maka saya harus ke rumah mereka atau ketemu mereka. Klo g ketemu mereka, berarti bukan pulang kampung namanya. hehehe.... Saya belum mendapatkan teman seperti kalian disini.
     Ai, Akbar, Iqbal, Fahri, Suna, Windah, Asma, dan Darma, teman jokka, dan main . Dan Anag EKSISSS yang sangat eksiss tentunya, mereka telah dewasa. Saya merasa pangling ketika bertemu mereka kemarin. hahahah... pada berubah. Bukan lagi anak SMA. 
        Dan memang betul, masa SMAlah masa yang paling indah menurutku. Masa kenakalan dan kejahilan merajalela. Indah pada masa itu. Kapankah saya dapat rasakan itu kembali? Bukan kenakalan dan kejahilan itu, tapi kebahagiaan itu. Kebahagiaan saat berkumpul bersama.
       
      Jauh dari mereka. Di sini ragaku berada, Tapi disanalah hati dan ruhku menetap. Semua telah diatur oleh-Nya. Ada yang harus saya jalani disini, mencari sesuatu yang akan diberikan-Nya. Menjalani ketetapan-Nya. Hasil bukanlah tolah ukur-Nya, tetapi PROSES inilah yang menjadi penilaian-Nya.
        Pertanyaan untukku, apakah saya menjalaninya dengan ikhlas?