Kamis, 09 September 2021

L O S T

Pernah kehilangan sesuatu yang sangat disukai????
Rasanya bagaimana?
Stress
Tidak tau harus berbuat apa
Putus asa
Tidak ada harapan lagi
?

Iya 

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pernah bercerita
Seorang yang sedang dalam perjalanan di tengah gurun
Dia hanya ditemani untanya
Dan berbekal makanan dan minuman yang diperhitungkan bisa mencukupinya hingga dia sampai pada tempat tujuan.

Di tengah perjalanan
Si unta menghilang
Stress lah si petualang
Bagaimana dia bisa melanjutkan perjalanan
Pupus sudah harapan
Dia tak berdaya
Apa yang dia andalkan hilang
Kendaraan, makanan, minuman hilang
Rasanya ingin mati saja
Tak mampu lagi bergerak
Sudah putus asa tingkat berat
Tak ada lagi harapan
Impiannya sudah pupus

Dikondisi seperti itu
Tiba-tiba unta berada di sampingnya
Sungguh bahagia
Sangat gembira
Hingga dia salah berucap
Mau berkata
Ya Allah, sungguh aku adalah hamba Mu
Dan Engkau adalah Tuhanku
Justru yang terlontar di bibir
Ya Allah, sungguh aku adalah Tuhan mu
Dan Engkau adalah hamba Mu

Salah ucap saking girangnya
Hati yang begitu bahagia
Tidak dapat mengontrol bibirnya

Sungguh besar kegembiraannya

Lebih besar lagi kegembiraan Allah ta'ala
Saat seorang hamba berlari kembali kepada Allah ta'ala
Hamba yang BerTaubat

Allah ta'ala sangat senang
Saat kita bertaubat

Jangan ragu untuk bertaubat
Karena Tuhan kita
Allah ta'ala adalah dzat yang sangat sayang kepada kita
Yang mengakui semua kesalahan
Yang mengakui semua keburukan
Yang mengakui semua kemaksiatan

Semoga Allah ta'ala mudahkan jalan hijrah kita
Semoga Allah ta'ala membantu perjalanan kita

Selasa, 07 September 2021

khawlah binti tsa'laba

Seorang wanita muda yang bersuamikan lelaki yang lebih tua.
Beliau khawlah binti tsa'laba
Suaminya seorang tua yang pemarah
Ia tidak melakukan serangan fisik
Tapi serangan secara verbal dan emosional
Serangan verbal tak terlihat tetapi menusuk hati
Serangan emosional yang menguji kesabaran
Sahabiyyah Rasulullah shalallahu alaihi wa selalu mengeluhkan sikap sang suami
Tidak kepada orang tuanya 
Tidak juga kepada teman-temannya
Ia mengeluhkannya kepada Sang Pencipta
Yang menciptakan suaminya

Sang suami sering marah
Dan mengata-ngatai khawlah
Hingga suatu ketika mereka bertengkar
Khawlah tidak tahan lagi atas perkataan suaminya

Sang suami mengatainya...
Kamu bagaikan punggung ibuku
Maknanya
Kamu seperti ibuku
Kamu haram bagiku
Jadi saya tidak akan menyentuhmu
Saya tidak akan memperlakukanmu sebagai istri
Kamu tidak memiliki hak atas saya
Saya membiarkanmu di rumah ini layaknya seorang tahanan

Dengan kata lain itu adalah kalimat talak
Perceraian

Setelah 3 hari, sang kemarahan sang suami reda.
Kemudian ia mendatangi khawlah
Khawlah lantas menolak
Karena menurut khawlah kalimat yang diucapkan sang suami adalah talak 3
Sang suami memaksa
Khawlah pun melarikan diri
Ia berlari menuju ke Rasulullah shalallahu alaihi wa salam
Meminta nasehat nabi

Apa yang kemudian terjadi?

Maasya Allah... Atas aduan sang wanita
Khawlah binti tsa'laba
Allah ta'ala menurunkan 1 surah yang bernama
Surah Al mujadilah
Artinya wanita yang mengadu

Disini kita bisa mengambil hikmah
Ketika sedang terzhalimi
Lalu apa yang kita keluhkan tidak didengarkan oleh orang lain
Maka kembalilah kepada Allah
Meminta lah hanya kepada Allah ta'ala
Mengeluh hanya kepada Allah ta'ala

Krn jika di dunia ini tak ada yang mendengarkanmu
Yakinlah Allah ta'ala mendengar mu.

Minggu, 05 September 2021

Rasa Sayang Mu

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menunjuk ke seorang ibu
Ibu yang sedang gundah
Ke sana ke mari
Sibuk mengelilingi orang-orang di sekitarnya
Matanya menscreening semua yang dilihatnya
Berharap salah satu yang dilihatnya adalah ananda tersayang
Yaa... Ia terpisah dengan anaknya saat terjadi peperangan
Di pengungsian, tiada lelah, tiada henti
Ia curahkan segenap tenaga untuk melihat kembali sang buah hati
Sang buah hati yang umurnya belum genap 2 tahun
Sang buah hati yang masih dalam penyusuan

Kemana sang buah hati
Baikkah ia
Selamat kah ia
Sehat kah ia
Terluka kah ia
Hanya satu harap
Ia ingin kembali merengkuh sang buah hati
Ia ingin kembali memeluk sang buah hati

Terus saja ia mencari
Cari cari dan cari
Lihat lihat dan lihat
Harap itu sangat besar
Ia ingin kembali berkumpul bersama sang buah hati

Alhamdulillah
Usahanya berbuah manis
Didapatinya sang buah hati

Sangat senang hatinya
Sangat bahagia dia
Segera ia menyusui anaknya yang terlihat kelaparan

Sungguh besar kasih sayangnya.

Hubungan ibu dan anak
Rasa sayang ibu kepada anaknya
Lebih kecil dibandingkan rasa sayang Allah ta'ala kepada hambanya yang bertaubat
Kasih sayang Nya sangat besar kepada
Hamba yang kembali kepada Allah ta'ala
Hamba yang kembali mengingat Allah ta'ala
Hamba yang kembali butuh kepada Allah ta'ala
Hamba yang kembali bergantung kepada Allah ta'ala

Teruslah merasa butuh kepada Allah ta'ala
Teruslah merasa tak memiliki apa pun kecuali Allah ta'ala
Teruslah mengandalkan Allah ta'ala
Teruslah mempercayakan semua urusan mu kepada Allah ta'ala

Karena sebenarnya Kita tak memiliki daya kekuatan kecuali semua itu karena pemberian Allah ta'ala

Ya... Kita tak memiliki apa-apa

Layaknya seorang bayi yang lemah, tidak pandai,
Tidak bisa mencari solusi
Tidak bisa mengurus dirinya sendiri

Yaa... Kita lemah tanpa Allah ta'ala

Minggu, 22 Agustus 2021

๐Ÿ–คUJUB๐Ÿ–ค

‌‌‎﷽

๐Ÿ‚ Pengertian Ujub

Ujub artinya merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa yang memberikan kelebihan itu. Ia adalah penyakit hati yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, jika nampak atsar/pengaruhnya kepada lahiriah seseorang seperti sombong dalam berjalan, merendahkan manusia, menolak kebenaran dsb. maka yang nampak ini disebut dengan kibr atau khuyala’ (kesombongan). Dan memang sebab munculnya kesombongan adalah karena adanya ujub di hati. Ujub adalah salah satu penyakit hati di samping hasad (dengki), kibr (sombong), riya’, dan mahabbatuts tsanaa’ (mencintai sanjungan).

๐Ÿ‚ Hukum ujub

Ujub hukumnya haram dan termasuk dosa-dosa besar.

๐Ÿ“œAllah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ูˆَู„ุงَุชُุตَุนِّุฑْ ุฎَุฏَّูƒَ ู„ِู„ู†َّุงุณِ ูˆَู„ุงَุชَู…ْุดِ ูِูŠ ุงْู„ุฃَุฑْุถِ ู…َุฑَุญًุง ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ู„ุงَูŠُุญِุจُّ ูƒُู„َّ ู…ُุฎْุชَุงู„ٍ ูَุฎُูˆุฑٍ

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

_๐Ÿ“šQS.  Luqman : 18_

Ada yang mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah janganlah kamu alihkan rahang mulutmu ketika disebut nama seseorang di hadapanmu seakan-akan kamu meremehkannya. Sedangkan maksud “orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” adalah orang-orang yang ujub terhadap dirinya dan membanggakan dirinya di hadapan orang lain.

Bahkan sebagian ulama ada yang memasukkan ujub ke dalam bagian syirk yang dapat menghapuskan amalan. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwa ikhlas terkadang dihinggapi penyakit ujub. Siapa saja yang merasa ujub karena amal yang dilakukannya, maka akan hapuslah amalnya…dst.”

๐Ÿ‚ Contoh Ujub

Di dalam Alquran disebutkan kisah Qarun (lih. Al Qashsash 76-83). Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepadanya harta yang banyak di mana kunci-kuncinya sungguh berat sampai dipikul oleh sejumlah orang-orang yang kuat.

Kaumnya telah mengingatkan Qarun agar jangan bersikap sombong karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong, namun nasihat itu dijawabnya dengan mengatakan, “Sesungguhnya aku diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”, yakni kalau bukan karena Allah ridha kepadaku dan Dia mengetahui kelebihan pada diriku, tentu aku tidak diberikan harta ini (sebagaimana dikatakan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam).

๐Ÿ“œAllah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ู‚َุงู„َ ุฅِู†َّู…َุข ุฃُูˆุชِูŠุชُู‡ُ ุนَู„َู‰ ุนِู„ْู…ٍ ุนِู†ุฏِูŠ ุฃَูˆَู„َู…ْ ูŠَุนْู„َู…ْ ุฃَู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ู‚َุฏْ ุฃَู‡ْู„َูƒَ ู…ِู† ู‚َุจْู„ِู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْู‚ُุฑُูˆู†ِ ู…َู†ْ ู‡ُูˆَ ุฃَุดَุฏُّ ู…ِู†ْู‡ُ ู‚ُูˆَّุฉً ูˆَุฃَูƒْุซَุฑَ ุฌَู…ْุนًุง ูˆَู„ุงَูŠُุณْุฆَู„ُ ุนَู† ุฐُู†ُูˆุจِู‡ِู…ُ ุงู„ْู…ُุฌْุฑِู…ُูˆู†َ

“Dan apakah ia (yakni Qarun) tidak mengetahui, bahwa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?”

_๐Ÿ“šQS. Al Qashshas : 78_

Qarun terkena penyakit ujub dan sombong. Suatu hari ia keluar kepada kaumnya dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan para pengawalnya untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya, maka Allah benamkan dia dan rumahnya ke dalam bumi akibat kesombongannya.

Contoh lain ujub adalah seperti dalam hadis riwayat Abu Dawud, bahwa ada dua orang bersaudara di zaman bani Israil, yang satu mengerjakan dosa, sedangkan yang satu lagi rajin beribadah.

Orang yang rajin beribadah ini senantiasa memperhatikan saudaranya yang mengerjakan dosa sambil berkata,

“Berhentilah (melakukan dosa)!”

suatu ketika orang yang rajin beribadah ini memergoki saudaranya sedang mengerjakan dosa, lalu ia berkata,

“Berhentilah (melakukan dosa)!”

Namun saudaranya balik menjawab,

“Demi Tuhanku, biarkanlah diriku, dan memangnya kamu dikirim untuk mengawasiku?”

Maka orang yang rajin beribadah itu berkata,

“Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu atau tidak akan memasukkanmu ke surga.”

Maka Allah mencabut nyawa keduanya, dan keduanya berkumpul bersama di hadapan Allah.

๐Ÿ“œAllah berfirman kepada orang yang rajin beribadah,

“Apakah kamu mengetahui Diriku atau berkuasa terhadap apa yang Aku lakukan dengan Tangan-Ku?”, maka Allah berfirman kepada orang yang mengerjakan dosa, “Pergilah dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku”, sedangkan kepada yang satu lagi Allah berfirman, “Bawalah dia ke neraka.”

๐Ÿ‘คAbu Hurairah yang meriwayatkan hadis ini berkata,

“Demi Allah yang diriku di Tangan-Nya, ia telah mengucapkan kata-kata yang membuat dirinya binasa dunia dan akhirat.”

๐Ÿ“œDalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ู…َู†ْ ู‚َุงู„َ ู‡َู„َูƒَ ุงู„ู†َّุงุณُ ูَู‡ُูˆَ ุงَู‡ْู„َูƒَู‡ُู…ْ

“Barangsiapa yang mengatakan “Orang-orang telah binasa”, maka sebenarnya kata-kata itu telah membinasakannya.”

๐Ÿ‘คImam Malik berkata –menerangkan hadis di atas-:

“Apabila ia mengucapkan kata-kata itu karena melihat keadaan orang-orang yakni agamanya (yang kurang), saya kira hal itu tidak mengapa…, akan tetapi apabila ia mengucapkan kata-kata itu karena merasa ujub dengan dirinya dan merendahkan manusia, maka hal itu dibenci dan dilarang.”

๐Ÿ“œRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

ู…َู†ْ ุชَุนَุงุธَู…َ ูِูŠ ู†َูْุณِู‡ِ, ูˆَุงุฎْุชَุงู„َ ูِูŠ ู…ِุดْูŠَุชِู‡ِ, ู„َู‚ِูŠَ ุงَู„ู„َّู‡َ ูˆَู‡ُูˆَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุบَุถْุจَุงู†ُ

“Barangsiapa menganggap besar dirinya dan bersikap sombong dalam berjalan, ia akan menemui Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya.”

_๐Ÿ“šHR. Hakim dan para perawinya dapat dipercaya_

Maksud “menganggap besar dirinya” adalah merasa dirinya sebagai orang besar dan pantas untuk dimuliakan.

Dari keterangan di atas, dapat kita ketahui bahwa ujub menghalangi seseorang dari mencapai kesempurnaan, ia juga sebab yang membuat seseorang binasa di dunia dan akhirat; betapa banyak kenikmatan berubah menjadi siksaan, kekuatan menjadi kelemahan, kemulian menjadi kehinaan akibat ujub. Selain itu ujub dapat menutupi kebaikan pada seseorang, menampakkan keburukan dan mendatangkan celaan. Di antara akibat lainnya adalah mendapatkan kekalahan, penyebab turunnya murka Allah, mendapatkan kebencian dari manusia dan dapat menghapuskan amal shalih.

Perhatikanlah peristiwa perang Hunain, karena ujub jumlah yang banyak menjadi tidak berarti apa-apa, lih At Taubah: 25.

๐Ÿ‚ Nasihat Ulama Salaf Tentang Ujub

Berikut ini ada beberapa nasihat para ulama dan orang-orang shaleh tentang ujub.

๐Ÿ‘คAbu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu berkata,

“Janganlah sekali-kali kamu meremehkan seorang muslim, karena orang muslim yang rendah itu di hadapan Allah adalah mulia.”

๐Ÿ“œAisyah radhiallahu ‘anha berkata,

“Sesungguhnya kalian telah lalai dari ibadah yang paling utama, yaitu tawaadhu’ (lawan ujub dan sombong).”

Aisyah juga pernah ditanya, “Kapankah seseorang telah bersalah?” Ia menjawab, “Ketika dirinya mengira bahwa ia orang yang terbaik.”

๐Ÿ‘คQatadah rahimahullah pernah berkata,

“Barangsiapa yang diberikan harta, kecantikan, pakaian maupun ilmu, kemudian ia tidak bertawadhu’, maka nanti akan menjadi musibah baginya pada hari kiamat.”

๐Ÿ‘คMuhammad bin Wasi’ berkata,

“Kalau sekiranya dosa itu dapat tercium baunya, tentu tidak seorang pun yang akan mau duduk bersamaku.”

๐Ÿ“œDalam riwayat disebutkan bahwa Umar bin Abdul ‘Aziz apabila berkhutbah di atas mimbar, lalu dirinya khawatir tertimpa ujub, maka ia memutuskan khutbahnya. Dan apabila ia menulis tulisan yang di sana membuatnya ujub, maka ia merobeknya dan berkata, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku.”

๐Ÿ‘คIbnu Rajab berkata,

“Seorang mukmin sepatutnya senantiasa melihat dirinya jauh dari derajat yang tinggi, sehingga dengan begitu ia mendapatkan dua pelajran berharga; sungguh-sungguh dalam mengejar keutamaan serta berusaha menambahnya lagi dan melihat dirinya dengan penglihatan yang kurang.”

๐Ÿ‘คIbnul Qayyim berkata,

“Berhati-hatilah dari sikap berlebihan (mengatakan) “saya”, “saya memiliki” dan “milik saya”, karena lafaz-lafaz tersebut telah membuat Iblis, Firaun dan Qarun tertimpa cobaan. “Saya lebih baik darinya” diucapkan Iblis. “Saya memiliki kerajaan Mesir” diucapkan Firaun dan “Sesungguhnya aku diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku” diucapkan Qarun.”

๐Ÿ‚ Sebab Munculnya Ujub

Setelah kita mengetahui pengertian ujub, bahaya, dan nasihat-nasihat untuk menjauhi ujub, kita juga harus mengetahui sebab munculnya ujub.

Di antara sebab timbulnya ujub adalah karena lemahnya keyakinan dan kurangnya meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala, lupa terhadap dirinya yang memiliki kekurangan dan kelemahan, tidak menyadari bahwa hati mudah berbalik, tidak mentadabburi (memikirkan) kandungan Alquran dan pelajaran-pelajaran yang ada di dalamnya, tidak mengetahui hakikat dunia, kehidupannya yang sementara dan rendahnya nilai dunia, kecerdasan akal dan pengalamannya yang kurang serta tidak mengetahui apa yang akan terjadi di balik sesuatu, tidak bersyukur terhadap nikmat Allah yang begitu banyak, merasa aman dari makar Allah ‘Azza wa Jalla. Termasuk sebab munculnya ujub adalah tidak melihat sejarah orang-orang terdahulu yang telah binasa.

๐Ÿ“œAllah Ta’aala berfirman:

ุฃَูˆَู„َู…ْ ูŠَุณِูŠุฑُูˆุง ูِูŠ ุงْู„ุฃَุฑْุถِ ูَูŠَู†ุธُุฑُูˆุง ูƒَูŠْูَ ูƒَุงู†َ ุนَุงู‚ِุจَุฉُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูƒَุงู†ُูˆุง ู…ِู† ู‚َุจْู„ِู‡ِู…ْ ูƒَุงู†ُูˆุง ู‡ُู…ْ ุฃَุดَุฏَّ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู‚ُูˆَّุฉً ูˆَุกَุงุซَุงุฑًุง ูِูŠ ุงْู„ุฃَุฑْุถِ ูَุฃَุฎَุฐَู‡ُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ ุจِุฐُู†ُูˆุจِู‡ِู…ْ ูˆَู…َุงูƒَุงู†َ ู„َู‡ُู… ู…ِّู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู† ูˆَุงู‚ٍ

“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih hebat kekuatannya daripada mereka …"

_๐Ÿ“šQS.  Al Mu’min : 21_

Di samping, hal-hal di atas, di antara sebab yang dapat memunculkan ujub adalah sering mendapatkan pujian dan sanjungan. Oleh karena itu, Abu Bakr Ash Shiddiq ketika dipuji oleh orang lain ia bertawadhu’ dan berkata,

ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْู†ِูŠْ ุฎَูŠْุฑًุง ู…ِู…َّุง ูŠَุธُู†ُّูˆْู†َ ูˆَุงุบْูِุฑْ ู„ِูŠْ ู…َุง ู„ุงَูŠَุนْู„َู…ُูˆْู†َ ูˆَู„ุงَ ุชُุคَุงุฎِุฐْู†ِูŠْ ุจِู…َุง ูŠَู‚ُูˆْู„ُูˆْู†َ

“Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka kira, ampunilah kesalahanku yang mereka tidak mengetahuinya dan janganlah Engkau hukum diriku karena ucapan mereka.”

_๐Ÿ“šlih. Tarikhul khulafa’ 117_

๐Ÿ‚ Mazhaahir (Fenomena) Ujub

Fenomena yang timbul dari ujub banyak sekali, di antaranya adalah menolak kebenaran, merendahkan manusia, tidak mau bermusyawarah, tidak mau menuntut ilmu syar’i, melabuhkan kain melewati mata kaki, sombong dalam berjalan, berbangga-bangga dalam hal ilmu, melirik dengan nada merendahkan, berbangga-bangga dengan keturunan dan nasab, menyelisihi manusia dengan maksud agar dikenal, memuji diri sendiri, melupakan dosa-dosa dan menganggapnya sedikit, selalu berbuat maksiat, tidak semangat menjalankan ketaatan karena merasa sudah mencapai tingkatan yang tinggi, dan tampil sebelum memiliki keahlian.

Macam-Macam Ujub

Ujub bisa menimpa ilmu, akal dan ra’yu/pendapatnya, harta, kekuatan, kemuliaan, penampilan, ibadah dsb.

๐Ÿ‘‰๐Ÿฝ Menimpa ilmu, misalnya seseorang merasa sudah banyak ilmunya sehingga tidak mau menambah lagi, atau membuatnya meremehkan ulama.

๐Ÿ‘‰๐Ÿฝ Menimpa akal dan pendapat, misalnya ujubnya orang-orang filsafat dengan akalnya. Mereka mengira cukup dengan akal, semuanya bisa dijangkau, termasuk hal ghaib. Dan ujubnya ahlul bid’ah, mereka menyangka bahwa cara ibadah yang mereka adakan lebih baik daripada yang disebutkan dalam sunah.

๐Ÿ‘‰๐Ÿฝ Menimpa harta, misalnya seseorang merasa sudah banyak hartanya, akhirnya ia bersikap boros dan berlebihan.

๐Ÿ‘‰๐Ÿฝ Menimpa kekuatan, misalnya seseorang merasa paling kuat, seperti kaum ‘Aad, mereka mengatakan, “Siapakah yang lebih kuat daripada kita?” akhirnya Allah menimpakan kehinaan kepada mereka di dunia dan akhirat.video islami cahaya

๐Ÿ‘‰๐Ÿฝ Menimpa kemuliaan, misalnya karena merasa sebagai orang mulia, membuat dirinya malas bekerja dan enggan mengejar keutamaan.

๐Ÿ‚ Obat Penyakit Ujub

Untuk mengobati penyakit ujub di antaranya adalah dengan berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari penyakit ini, menyadari kekurangan pada dirinya, menyadari bahwa apa yang diberikan Allah berupa ilmu, harta, kekuatan dsb. bisa saja dicabut-Nya besok jika Allah menghendaki, meyakini bahwa ketaatan seorang hamba betapa pun banyak, namun tetap saja tidak dapat menyamai pemberian Allah kepada kita, mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu yang telah binasa, menyadari bahwa selainnya ada yang lebih utama daripada dirinya dan mengetahui akibat buruk dari sifat ujub.

ูˆุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฃุนู„ู…

✢✢✢✢✢ ✎ ✢✢✢✢✢

✍๐Ÿผ Ustadz Nurfitri Hadi ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡
๐ŸŒ KhotbahJumat.Com
๐Ÿ“ Disusun kembali oleh :
๐ŸŽ€ WAG SAHABAT HIJRAH
https://chat.whatsapp.com/GLHtnDo8LLeFWzGXjotoXd
๐ŸŽ€ TELEGRAM SAHABAT HIJRAH GROUP
https://t.me/sahabathijrahgroup
♻️ Silahkan dishare tanpa menghilangkan sumber dan penyusun tulisan ini

Selasa, 17 Agustus 2021

Mengenal Mu

Terulang-ulang indah Nama-Mu
Di setiap ayat tersisip Nama-Mu
Ada sesuatu dibalik itu semua
Engkau memperkenalkan diri-Mu
Hanya kami saja yang enggan untuk tahu
Maafkan kami

Ayat teragung
Itulah ayat kursi
A L L A H
Alhayyu Al qayyum
Maha Hidup
Terus menerus mengurusi Kami

(Padahal kami masih saja berbuat buruk kepada Mu
Terimakasih
Sungguh kami tak bisa apa pun tanpa pertolongan Mu
Kami membutuhkan Mu)

Engkau tak pernah mengantuk
Bahkan tak tidur sedetik pun
Karena tak ada yang bisa seperti Mu

Engkau Pemilik langit dan bumi
Engkau Maha kaya
Tak butuh harta dari kami
kamilah yang menerima harta dari Mu
Namun lari menjauh dari Mu
Lupa bersyukur
Maafkan kami

Tidak ada yang bisa mendapatkan pertolongan
Di dunia apalagi di akhirat
Semua itu harus dengan izin Mu

Segala hal Engkau ketahui
Apa yang ada dihadapan kami
Juga yang ada dibelakang kami
Engkau tahu masa Depan
Juga tahu masa silam
Tak ada yang luput dari pengetahuan Mu

kami tak tahu apa pun
Kecuali semua karena kehendak Mu
Maafkan kami yang baru sedikit ilmu
Tapi jumawa
Bimbing Kami 
Menjadi hamba yang berakhlak mulia

Engkau mengurusi segalanya
Di bumi dan langit
Sangat kecil hingga sangat besar
Sangat detail 
Tak terhitung 
Semuanya diurus oleh Mu
Tanpa lelah
Tanpa letih
Maha Besar Engkau ya Allah