Bismillaah...
Ikhlas... aku rela, aku relakan...
Hehehe...
Sobat pernah kita mengatakan itu, saat seseorang meminta sesuatu yang berharga milik kita yang ingin dimiliki oleh orang lain... tidak hanya itu sobat...
Ikhlas yang merupakan suatu kata yang tersusun atas 6 huruf berbeda, memiliki makna yang suaaaaangaaatttt luas. Seluas langit yang berarak pelan nan syahdu, menenangkan jiwa.... *sok puitis...
Sifat ini sangat dijaga oleh Rasulullah saw, para nabi dan rasul sebelum Beliau, para sahabat, para keluarga, generasi awal umat muslim serta orang-orang yang berilmu...
Jika sobat mendengar cerita atau pun membaca kisah ketika Sitti Khadijah, istri tercinta baginda Rasulullah saw meninggalkan beliau, kemudian kisah ketika Rasulullah saw meninggalkan istri-istrinya, para sahabat, dan generasi muslim yang awal, kisah ketika ada perintah dari Allah swt kepada nabi Ismail as untuk menyembelih anaknya nabi Ibrahim as, bagaimana keputusan si anak ( nabi ibrahim as)... , kisah anak Baginda Rasulullah saw (Fatimah ra.) saat menjalani hidup bersama suami tercinta (Ali bin Abi Thalib ra), dan banyak lagi kisah lainnya. Tentu sobat sudah pernah membaca atau mendengar kisah hidup mereka...
Mereka melandasi semua tindakan dengan sikap dasar ini, yakni ikhlas.., sobat akan dapat menemui keihklasan yang sangat mendalam dalam menjalani hidup ini, dan itu semua karena kecintaan mereka kepada Allah swt.
Keikhlasan yang mereka jaga bukanlah hal yang mudah sobat... Karena ikhlas bukanlah hal yang sekali coba maka akan dapat dilakukan. Tetapi ikhlas merupakan sesuatu yang perlu untuk dipelajari, diulang terus menerus, dievaluasi, kemudian diperbaiki kembali. Sifat ini tidak pasti atau tidak tetap.
Mengapa kita perlu mempelajari ikhlas, melatih, dan selalu memperbaiki keikhlasan itu, sobat???
Kira-kira kenapa ya, sobat???
Apa yang perlu kita renungi jika kita beramal tanpa ikhlas???
Sobat mungkin pernah mendengar seseorang yang mati-matian ikut berjihad ke medan perang untuk menegakkan islam tetapi masuk neraka
Sobat juga mendengar bahwa seorang qari' (pembaca) al-Qur'an masuk neraka
Mungkin juga sobat pernah mendengar, seorang alim ulama, pengajar agama islam masuk neraka
Sobat akann bertanya2, mengapa mereka yang kita kenal sebagai alim ulama yang rajin mendakwahkan islam, mereka yang selalu membaca al-qur'an, mereka yang berjuang dijalan Allah masuk neraka....??? Ada apa sebenarnya??? bukankah mereka menjalankan perintah Allah???
Inilah jawaban dari Rasulullah saw dalam sebuah hadist shahih yang diriwayatkan oleh An-Nasa'i:
"Manusia yang pertamakali diadili pada hari kiamat ada 3 golongan, yaitu:
1. Seseorang yang mati syahid. Ia didatangkan dan ditunjukkan padanya berbagai nikmatnya, dan ia pun mengenali nikmat-nikmat itu. Allah bertanya padanya, "Apa yang engkau kerjakan dengan nikmat-nikmat ini?", Ia menjawab,"Aku berperang dijalan-Mu, dan aku mati syahid". Allah berkata, "kamu dusta, justru kamu berperang agar dikatakan bahwa kamu itu seorang pahlawan. Dan itu sudah dikatakan oleh orang-orang ketika di dunia ". Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk membawanya. Maka orang itu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka.
2. Seseorang yang mempelajari dan mengajarkan ilmu, serta membaca Al-Qur'an. . Ia didatangkan dan ditunjukkan padanya
berbagai nikmatnya, dan ia pun mengenali nikmat-nikmat itu. Allah
bertanya padanya, "Apa yang engkau kerjakan dengan nikmat-nikmat ini?",
Ia menjawab,"Aku mempelajari dan mengajarkan ilmu. Aku pun membaca Al-Qur'an karena-Mu". Allah berkata, "kamu dusta, justru kamu mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim. Dan kamu membaca Al-Qur'an agar kamu disebut qari' ". Dan sebutan itu sudah kamu dapatkan ketika di dunia. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk membawanya. Maka orang itu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka.
3. Seseorang yang dilapangkan rezkynya oleh Allah dan dianugrahi banyak harta. Ia didatangkan dan ditunjukkan padanya
berbagai nikmatnya, dan ia pun mengenali nikmat-nikmat itu. Allah
bertanya padanya, "Apa yang engkau kerjakan dengan nikmat-nikmat ini?",
Ia menjawab,"Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau cintai, kecuali aku berinfak di jalan-Mu". Allah berkata, "kamu dusta, justru kamu berbuat agar kamu disebut sebagai dermawan. Dan itu sudah dikatakan oleh orang-orang ketika di dunia ". Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk membawanya. Maka orang itu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka."
Bagaimana sobat??? Setelah membaca hadist di atas kemudian mencerminkan kepada diri kita masing-masing. Apa yang bisa kita ambil benang merahnya... Ternyata sobat, sedikit saja dari rasa riya' (ingin dipuji) yang muncul akan mengakibatkan sia-sianya usaha kita untuk mengumpulkan bekal akhirat. Oleh sebab itu, mari kita selalu me-refresh, dan selalu memperbaiki keikhlasan, berusaha untuk tidak lalai, berusaha untuk selalu sadar akan kehadiran riya' dan berusaha menghindarinya. Serta memperbanyak do'a agar kita diberi ketawakkalan kepada Allah swt.
Wallaahu a'lam...